PANCUR BATU —Expostnews.id
Rabu, 10 Desember 2025, Kepala UPT Badan Penyuluhan Pertanian (BPP) Pancur Batu, Rosleni, bergerak cepat meninjau langsung kondisi tanaman jagung milik petani di Desa Namorih, Kecamatan Pancur Batu. Tinjauan ini dilakukan setelah munculnya keluhan petani mengenai dugaan kekurangan pupuk akibat kelangkaan pupuk subsidi di sejumlah kios.
Dalam beberapa minggu terakhir, Lembaga Anti Korupsi Republik Indonesia (LAKRI) Kabupaten Deli Serdang menerima banyak laporan dari petani—termasuk Imanuel Perangin-angin dan rekan-rekannya—terkait sulitnya memperoleh pupuk subsidi. Menanggapi hal tersebut, LAKRI langsung berkoordinasi dengan Kepala UPT BPP Pancur Batu, Rosleni, melalui sambungan telepon.
Kegiatan lapangan ini melibatkan Kepala UPT BPP Rosleni, PPL Kharani, Koordinator Desando PDPT, serta Imanuel Obet Raja selaku petugas dari Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara. Hadir pula Ketua LAKRI Deli Serdang, Charles Bronson Surbakti, yang turut mendampingi petani dalam menyampaikan permasalahan mereka.
Peninjauan dilakukan di areal pertanaman jagung di Desa Namorih, Pancur Batu, yang tampak menguning dan diduga kuat kekurangan nutrisi akibat kelangkaan pupuk.
Peninjauan berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB pada Rabu siang, 10 Desember 2025.

LAKRI menemukan bahwa pupuk subsidi kosong di sejumlah kios. Kekosongan ini mengakibatkan tanaman petani tidak berkembang optimal. Untuk memastikan penyebab dan mencari solusi cepat, UPT BPP turun langsung melakukan pemeriksaan lapangan.
Saat berada di lokasi, Rosleni langsung menghubungi pihak PT Pupuk Indonesia (PI). Dari hasil komunikasi, pihak PI menjelaskan bahwa pupuk subsidi saat ini sedang dalam perjalanan dan terjadi keterlambatan distribusi akibat kondisi cuaca.
Ketua LAKRI Charles Surbakti menegaskan pentingnya penerapan prinsip 7T dalam distribusi pupuk subsidi sesuai Permentan Nomor 15 Tahun 2025 yang merupakan turunan dari Perpres Nomor 6 Tahun 2025. Ia berharap tidak ada lagi kelangkaan pupuk di Desa Namorih dan para petani memperoleh pupuk sesuai harga serta mekanisme yang ditetapkan pemerintah.
Dalam diskusi santai di Cafe Kelapa Biru milik Charles Surbakti, seluruh pihak menyampaikan apresiasi atas respon cepat UPT BPP. Dengan suasana sejuk dan tenang, dialog berjalan lancar sembari menikmati air kelapa serta melihat pohon rambutan yang tengah berbuah.
Kegiatan ini diakhiri dengan komitmen bersama untuk memastikan ketahanan pangan di Pancur Batu tetap terjaga.
C.surbakti













