Nawaripi.Timika Papua Tengah.Expostnews.id
Pemerintah Kampung Nawaripi, Distrik Wania, kembali menunjukkan komitmennya dalam membangun Sumber Daya Manusia Orang Asli Papua (OAP) khususnya suku Kamoro melalui dua kegiatan unggulan yang berlangsung pada Jumat di dua lokasi berbeda: Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Merah Putih Nawaripi dan kawasan wisata Paieve Merah Putih Mile 21.
Pemkam Nawaripi menggelar pelatihan anyaman tradisional bagi 60 mama-mama Kamoro serta lomba renang tradisional tingkat anak-anak yang diikuti 30 peserta berusia 8–18 tahun. Pelatihan anyaman mencakup pembuatan tas berbahan alami, mahkota kepala, tikar, pakaian adat Kamoro, dan produk kerajinan lainnya. Sementara lomba renang terdiri atas empat kelas umur dengan hadiah medali, alat tulis, serta uang pembinaan hingga Rp1 juta.
Pelatihan melibatkan mama-mama asli Nawaripi suku Kamoro bekerja sama dengan Satgas Yonif 502. Lomba renang diikuti anak-anak Kamoro, dengan dewan juri dari TNI AL dan Polres Mimika. Kegiatan ini didukung Lembaga Anti Narkoba (LAN) Mimika dan dihadiri Danlanal Mimika, Lanud Kapiyau, Polres Mimika, Kepala BNN Mimika, Sekretaris Distrik Wania, karang taruna, pengurus BUMDes, dan ratusan warga Nawaripi
Pelatihan berlangsung di LPK Merah Putih Nawaripi, sementara lomba renang digelar di lokasi Wisata Paieve Merah Putih, Mile 21.
Kegiatan ini merupakan program 2025, dan lomba renang tercatat telah dua kali digelar pada tahun ini. Pertama pada 17 Agustus 2025 menjelang HUT RI ke-80, dan kedua pada pelaksanaan terbaru hari ini.
Nawaripi selama ini dikenal sebagai wilayah dengan tingkat peredaran miras tertinggi. Melalui kegiatan budaya dan olahraga, pemerintah kampung ingin mengalihkan perhatian generasi muda dan membangun karakter positif, sekaligus melestarikan bakat alami suku Kamoro yang dikenal sebagai “perenang alam.”

Kegiatan berjalan meriah disaksikan ratusan warga. Danlanal Mimika dalam sambutannya mengapresiasi inisiatif Pemkam dan menyatakan bahwa pintu TNI AL terbuka lebar bagi pemuda Kamoro dan Amungme. Sekretaris Distrik Wania, Aloesius, resmi membuka lomba. Peserta yang tidak meraih juara pun tetap mendapat uang pembinaan Rp100 ribu.
Kegiatan ini menjadi satu-satunya di Papua Tengah yang terlaksana dua kali dalam satu tahun. Masyarakat berharap pemerintah daerah hingga pusat memberi perhatian karena program ini terbukti positif bagi generasi muda Papua.
Red













