Medan |Expostnews.id
Gelagat sindikat penipu dengan modus sederhana namun merugikan kian marak di Medan Tembung. Setelah merasa aman dengan aksi pertamanya, kelompok ini kembali mencoba peruntungan dengan modus baru: menjual tutup meteran listrik PLN seharga Rp350 ribu dan melakukan kutipan liar dengan dalih biaya sampah Rp400 ribu. Kamis (19/9/2025)
Yang jadi sasaran bukan korporasi besar, melainkan pedagang kecil, terutama pemilik konter pulsa dan toko-toko sederhana yang sering kali tak berdaya melawan tekanan.
Modus Rapi, Korban Enggan Melapor. Kasus terbaru menimpa Ratu Pulsa di Jalan Mandala By Pass No. 120, Medan. Pemilik toko, Amirhan Sitorus, mengaku didatangi oknum yang memaksa membeli tutup meteran listrik PLN.
“Mereka langsung meminta Rp350 ribu, katanya untuk penjualan tutup meteran PLN. Ini jelas bukan prosedur resmi PLN, tapi mereka seperti sudah terbiasa menjalankan modus ini,” ujar Amirhan.
Seorang pedagang lain bahkan mengaku dipaksa membayar Rp400 ribu untuk biaya sampah.“Dua hari lalu masuk ke outlet saya. Anggota saya sampai keluar uang Rp400 ribu. Untung ada rekaman CCTV. Kalau teman-teman lain kena, jangan diam, segera lapor polisi,” tegasnya.
Sayangnya, sebagian besar korban memilih bungkam. Alasannya, jumlah kerugian dianggap kecil, hanya “recehan”. Namun, bila ditotal, kerugian yang menimpa para pedagang sudah mencapai angka signifikan. Inilah celah yang dimanfaatkan pelaku, menekan pedagang dengan nominal kecil agar korban enggan memperpanjang kasus.
Indikasi Sindikat. Polanya konsisten, datang bergerombol, mengaku bagian dari instansi atau pihak berwenang, lalu memaksa pedagang membayar. Tidak menutup kemungkinan, aksi ini dijalankan secara terorganisir. Jika benar sindikat, maka mereka memanfaatkan kerentanan pedagang kecil: minim informasi, takut konflik, dan cenderung pasrah.
Padahal, pihak PLN sendiri tidak pernah menjual komponen meteran langsung ke masyarakat apalagi dengan cara mendatangi toko-toko. Begitu juga dengan kutipan sampah, yang resmi seharusnya dikelola oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Medan, bukan oknum yang berkeliling.
Polisi Didesak Bertindak. Rekaman CCTV sudah beredar di kalangan pedagang. Para korban kini menaruh harapan kepada Polsek Medan Tembung untuk segera turun tangan sebelum jumlah korban bertambah.
“Kami pedagang kecil, jangan sampai terus jadi sasaran. Polisi harus bertindak cepat,” pinta seorang pemilik konter yang enggan disebut namanya.
Jika dibiarkan, aksi ini bukan sekadar merugikan secara materi, melainkan juga mengikis rasa aman para pedagang yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.(AS)